Kamis, 10 November 2011

MASYARAKAT BIMA DAN SEMANGAT MENUNTUT ILMU


SEKILAS TENTANG
MASYARAKAT BIMA DAN SEMANGAT
MENUNTUT ILMU
PENDAHULUAN:   
Suku Bima adalah salah satu komunitas yang mendiami pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan bagian dari  Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Pulau Sumbawa sendiri didiami oleh dua suku  yaitu suku Samawa (Sumbawa) dan suku Mbojo (Bima). Suku Samawa  meliputi Kabupaten Sumbawa Besar dan Kabupaten Sumbawa Barat, sedangkan  suku Mbojo  (Bima) meliputi Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu . Mata pencaharian penduduknya kebanyakan bertani dan selebihnya adalah Pegawai Negeri Sipil dan wiraswasta. Masyarakat Bima sejak dulu gemar merantau ke luar daerah dengan tujuan untuk melanjutkan sekolah atau kuliah . Semangat masyarakat Bima untuk menuntut ilmu pengetahuan telah memberikan perubahan yang besar terhadap mobilitas masyarakat Bima salah satunya  adalah adanya peningkatan Sumber Daya Manusia dalam berbagai bidang disiplin keilmuan dan kehidupan sosial kemasyarakatan, sehingga ada slogan yang selalu dipegang oleh masyarakat Bima “tidak apa-apa miskin harta yang terpenting anak-anak bisa bersekolah”. Dari semangat itu tidak sedikit putra-putri asal Bima telah berhasil menjadi sarjana  dan mendapatkan kepercayaan untuk memimpin dan berkerja pada lembaga/instansi pemerintah maupun swasta di daerah perantauan maupun di Daerah Bima sendiri. 
PERGURUAN TINGGI DI BIMA
Sampai kira-kira  tahun 1990 di Bima telah ada 6 Perguruan Tinggi yaitu berupa  sekolah Tinggi, yaitu STAIM (sekolah Tinggi Agama Islam Muhammaddiyah), STIHM (Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima), STKIP (Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan), STISIP (sekolah Tinggi Ilmu social dan ilmu Politik mbojo Bima), STIT (sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ) dan STIE (sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ) . Keadaan 6 perguruan Tinggi di atas pada saat itu bisa dikatakan hidup segan mati tak mau, hal ini dikarenakan disamping karena berbagai persoalan internal dimasing-masing  Perguruan Tinggi , namun juga karena para lulusan SMA di Bima lebih senang merantau untuk melanjutkan perkuliahan di luar Daerah Bima.
Di sekitar tahun 1995 disamping terjadi penambahan jumlah PT juga diiringi dengan perkembangan teknologi informasi dan transportasi,  beberapa PT di atas mengalami peningkatan kepercayaan dari masyarakat Bima sehingga banyak para lulusan SMA  melanjutkan perkuliahan di daerahnya sendiri. Hal ini selain dipicu oleh  hal-hal  di atas adalah juga  karena pengaruh hal-hal sebagai berikut:
a.    Mutu pendidikan yang ditawarkan oleh PT di luar Bima tidak kalah bermutunya dengan kwalitas yang ditampilkan PT di Daerah Bima.
b.    Mahalnya biaya kuliah di luar Bima
c.    Kuliah di daerah sendiri mudah,murah dan bisa kuliah sambil berkerja atau membantu orang tua.
d.    Meningkatnya kepercayaan pemerintah di daerah Bima untuk memakai lulusan PT yang ada di Bima.
e.     Semua PT telah terakreditasi dari  BAN PT ( Badan Akreditasi Nasional) Indonesia.
f.     Adanya   bantuan moril maupun dukungan dana dari  Pemerintah Daerah untuk membantu pembangunan sarana dan prasaran PT.
Namun demikian masih  banyak lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bima yang belum bisa melanjukan studinya ke jenjang Perguruan Tinggi karena berbagai alasan, antara lain :
a.     Biaya perkuliahan masih dirasakan mahal oleh sementara para lulusan SMA
b.    Semangat untuk mencari ilmu tidak diimbangi dengan dukungan ekonomi keluarga
c.    Adanya kenyataan di lapangan bahwa kuliah (kesarjanaan) tidak memberi jaminan akan bisa mendapatkan pekerjaan.
Lulusan Perguruan tinggi di Bima sebagaimana lulusan Perguruan Tinggi lain di Indonesia setelah lulus mereka berorientasi untuk menjadi Birokrasi atau dengan kata lain  menjadi Pegawai Negeri Sipil . Kondisi lulusan sebagaimana tersebut diatas, di Bima kebutuhan untuk itu menjadi sangat tinggi, sebab  di Bima penyerapan tenaga kerja oleh pihak swasta masih sangat minim  .
Kebanyakan lulusan Perguruan Tinggi di Bima adalah dalam bidang Kependidikan (pendidik/guru).
BANTUAN PENDIDIKAN PENTING DAN SELEKTIF PADA BIDANG ILMU TERTENTU
Dari catatan kami, bahwa  8 perguruan Tinggi di atas tiap tahun meluluskan sarjananya rata-rata 400 orang per tahun  atau sebanyak 3200 sarjana yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi di Bima untuk setiap tahunnya.
Disatu sisi selintas terbaca bahwa dengan bertambahnya PT di Bima telah menciptakan  ketersediaan kesempatan untuk menempuh ilmu yang lebih tinggi dari lulusan SMA di Bima, namun pada sisi perkembangan lainnya  terjadi penumpukan sarjana yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan, sementara pada bagian disiplin keilmuan lain dan bagian kehidupan lain di Bima sangat minim dan masih sangat dibutuhkan alumni-alumni dari PT yang berlatar belakang disiplin ilmu kesehatan terutama pada bidang profesi Dokter,(dokter gigi,dokter spesialis), profesi Rekam Medis, Profesi anastesi,  profesi manajemen Rumah sakit.
Profesi Dokter dan profesi lain dalam bidang kesehatan di Indonesia masih merupakan profesi yang perkuliahannya dirasa sangat mahal sehingga tidak memungkinkan mahasiswa dengan tingkat ekonomi orang tua yang rendah bisa memasukinya. Terutama di Fakultas Kedokteran pada Perguruan Tinggi swasta. Nah dalam rangka menciptakan pelayanan kesehatan yang memadai,terjangkau dan merata di seluruh wilayah Bima ,perlu diusahakan dengan berbagai cara untuk menyekolahkan putra-putri asli Bima ke fakultas kedokteran diberbagai universitas negeri maupun swasta yang ada di luar Bima dan ketika mereka lulus mereka diwajibkan pulang ke daerahnya untuk membangun dan mengabdi pada dunia kesehatan di Bima.Untuk itu pendanaan dan bantuan beasiswa pada mahasiswa dalam bidang kedokteran ini sangat diperlukan di Bima.
Di Bima Menurut hemat saya dari informasi yang sempat saya himpun dari nara sumber yang saya temua, bahwa sarjana dalam bidang ilmu kesehatan terutama Dokter,ahli anastesi, profesi Rekam medic dan manajemen Rumah sakit masih sangat kurang,sedangkan sarjana pada disiplin ilmu selain itu   di Bima telah banyak dan bahkan sebagian dari mereka masih menganggur,  hal ini terkait dengan mental, visi misi mereka yang selalu berorientasi pada untuk menjadi PNS sehingga enggan berkerja pada sector pertanian atau sector swasta lainnya.
Di Kabupaten Bima saat sekarang ini ada 18 PUSKESMAS dan dua Rumah Sakit, di Kota Bima ada 5 Puskesmas dan 1 Rumah sakit Swasta yaitu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah . Perkembangan pelayanan kesehatan pada berbagai Rumah sakit dan puskesmas di atas masih belum maksimal bahkan pada beberapa tempat masih kurang. Salah satu sebabnya adalah karena masih kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan pada sector kehidupan tersebut.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut di atas, menurut saya  perlu keterlibatan dari berbagai pihak dalam mewujudkannya. saya mengusulkan agar pendanaan beasiswa pada mahasiswa dilakukan secara selektif dan diarahkan pada untuk memenuhi kebutuhan yang terjadi di daerah Bima.  Misalnya pada  profesi: S 1 Kedokteran, D3 Rekam Medik, D3 Anastesi, D3 Radiologi, D3 fisioterapi dan D3 Tehnis Medis.   Sedangkan dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran dan menjawab perkembangan yang tengah terjadi di tengah-tengah masyarakat Bima saat ini, perlu diberikan beasiswa atau pendanaan pada sector pendidikan non formal misalnya : pelatihan/kursus service HP, service motor roda dua dan roda empat (perbengkelan), service elektronik,  dan atau pada bidang-bidang keilmuan dan profesi yang cepat , dibutuhkan oleh masyarakat Bima sat ini.
LANGKAH AWAL :
Untuk itu sebagai langkah awal dalam pemberian beasiswa ini, dan berdasarkan surat tugas dari Mr. Michio Ito tertanggal 19 September 2011 kepada saya, dan atas dasar surat tugas itu saya telah melaksanakan tugas dengan melakukan pendekatan yang sederhana  dengan beberapa sekolah maupun oknum siswa di Kota Bima dan Kabupaten Bima  mulai tanggal 27 s/d 29 September  2011., sehingga mendapatkan 10 orang siswa yang akan diusulkan untuk mendapatkan beasiswa yaitu sebagai berikut:




NAMA –NAMA SISWA CALON PENERIMA BEASISWA 
No
NAMA SISWA
JENIS KELAMIN
ASAL SEKOLAH
KELAS
ALAMAT RUMAH
1
Muhammad Firdaus
L
SMA Muhammadiyah  Kota Bima
XII IPA
Sila Sondosia Kec.Bola kab.Bima
2
Adinul Hanif
L
SMA Muhammadiyah  Kota Bima
XII IPA
Desa Bolo Kec. M.Pangga Kab.Bima
3
Agus Salim
L
SMA Muhammadiyah  Kota Bima
XII IPA
Desa Ncera Kec.Belo Kab.Bima
4
Nur Wahidah
P
SMA Muhammadiyah  Kota Bima
XII IPA
Desa Lido Kec.Belo Kab.Bima
5
Firmansyah
L
SMA Kesehatan Aisyiah Kota Bima
XII Kesehatan
Sila sondosia kec.Bolo Kab.Bima
6
Fahrul
L
SMA Kesehatan Aisyiah Kota Bima
XII Kesehatan
Desa Monta kec. Monta Kab.Bima
7
Andi Esse Nurjannah
Pr
SMA Kesehatan Aisyiah Kota Bima
XII Kesehatan
Calai Kab. Dompu
8
Nurlayli Qadriatiningsih
Pr
SMA Negeri 1 Kota Bima
XII  IPA
Kel.Tanjung Kota Bima
9
Harisah
Pr
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Bima
XII Bahasa
Desa Karampi Kec.Langgudu Kab.Bima
10
Muhammad Aksan
L
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Bima
XII Bahasa
Desa Melayu Kec.Lambu Kab.Bima

            Berdasarkan data yang dihimpun oleh saya dan didapat oleh Tim lokal di Kota Bima, bahwa jumlah kebutuhan para siswa di wilayah Kota Bima dan Kabupaten Bima adalah sebagai berikut:
1.    Uang Pembangunan                                  Rp.  80.000., per bulan
2.    Uang SPP/Komite                                       Rp.130.000.,  per bulan
3.    Uang OSIS                                                    Rp.    6.700. per bulan
4.    Perlengkapan OSIS                                                Rp.    1.250   per bulan
5.    Les                                                                  Rp.  66.000   per bulan
6.    Perlengkapan olahraga                              Rp.     6.700   per bulan
7.    Seragam                                                        Rp.     5.500 
8.    Transport                                                       Rp. 120.000   per bulan
Jumlah ………………………………………   Rp. 416.150., per bulan
PERTEMUAN DAN PENGARAHAN
Pada tanggal 28 september jam 09.30 witeng telah dilakukan pertemuan antara saya dengan seluruh calon penerima beasiswa di atas yang bertempat di kompleks Perguruan Muhammadiyah Tolobali Bali Kota Bima yang dihadiri oleh guru dan sebagian Kepala sekolah dari para siswa calon penerima beasiswa, setelah saya memperkenalkan diri , dilanjutkan dengan pengarahan kepada seluruh peserta calon penerima dan pada saat itu pula saya menerima nama-nama dan data dari calon peserta penerima beasiswa.(terlampir).
Tepat pada jam 11.30 witeng saya dan Tim Lokal melakukan kunjungan ke beberapa rumah orang tua dari para siswa calon penerima beasiswa, yaitu ke Kabupaten Bima tepatnya pada Desa Ncera, Desa Lido Kecamatan Belo, Desa Monta Kecamatan Monta .

Minggu, 16 Oktober 2011

HUBUNGAN FILSAFAT ISLAM DENGAN FILSAFAT YUNANI


HUBUNGAN FILSAFAT ISLAM DENGAN FILSAFAT YUNANI
Disusun oleh:Ichwan P.Syamsuddin


Ada beberapa hubungan nyata filsfat Islam dengan filsafat yunani yaitu;
1.    filsafat Islam dimulai dengan bahan-bahan dari yunani kemudian dimasak dengan pokok-pokok pelajaran Islam, pendapat yang mengatakan bahwa fislafat Islam merupakan kelanjutan dari filsafat Yunani adalah pendapat yang keliru sama sekali. Filsafat Yunani merupakan hasil revolusi fikiran terhadap apa yag dinamakan dogmatic dicta, sedangkan filsafat Islam dilahirkan untuk memperkuat kedudukan faham Islam. Islam didirikan atas dasar qur’an dan al hadist.,perkembangan filsafat dalam Islam akan tetap berjalan bahu membahu dengan agama Islam. Rasulullah Muhammad SAW mengatakan bahwa: ”Agama ialah Akal”, maka tiap-tiap agama yang tidak bersendikan akal atau sesuatu agama yang berkembang membatasi akal, maka agama yang demikian tidaklah dapat hidup kekal. Setelah Al-qur’an telah sempurna diterima oleh Nabi Muhammad SAW dan pada masa pemerintahan Khalifah Utsman dibukukan  dengan lebih teratur dan sistematis, maka nampaklah bahwa ayat-ayat al-qur’an sebagai sumber  ajaran Islam membutuhkan tinjauan pikiran untuk mengungkap kebenaran yang hakiki. Pada saat ini mulailah orang Islam kontak dengan filsafat Yunani.
2.    Sebelum Islam lahir, di seluruh Asia Tengah termasuk negeri Arab telah tumbuh berkembng berbagai alam fikiran dan aliran filsafat, misalnya fikiran mesir kuno, Babilonia,Assuria,Iran,India,Cina,dan pikiran Yunani. Di Yunani kegiatan filsafat dimaksudkan untuk melepaskan (baca :mengoreksi, meguji) diri dari kekuasaan golongan agama berhala yang ajaran –ajaran agamanya bersendikan atas dasar tahayul dan mythologi. Sehingga ajaran yang dapat dibenarkan oleh akal fikiran disebut filsafat, dan ajaran yang tidak dapat diterima oleh akal fikiran dimasukan dalam ”ceritera-ceritera”. Pada tataran inilah pembuktiannya bahwa antara kebenaran yang didapat oleh filsafat dan kebenaran yang didapat oleh agama itu tidak ada perbedaan , artinya, bahwa filsafat memperoleh kebenaran dengan perjalanan fikiran,  sedangkan agama mendapatkan secara dogmatic. Sehingga atas dasar inilah Ibnu Rusyd mengatakan bahwa :”tidak dapat memisahkan antara agama dan filsafat keduanya menjadi satu”. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengaruh filsafat Yunani / atau jalan pikiran Yunani diambil/dipelajari oleh para filosof islam adalah dalam rangka mengokohkan kedudukan ajaran Islam, sedangkan filsafat Yunani muncul dari bangsa Yunani adalah merupakan rekasi korektif terhadap kehidupan masyarakat yang penuh dengan ajaran tahayul dan mytologis.  Pada tataran ini Drs.Abu Ahmadi berpendapat bahwa :Perpindahan dan Pertukaran suatu pikiran bukan selalu dikatakan utang budi. Suatu persoalan dan hasilnya dapat mempunyai bermacam-macam corak. Seorang dapat mengemukakan persoalan yang pernah dikemukakan oleh orang lain sambil mengemukakan teorinya sendiri. Spinoza, misalnya, meskipun banyak mengutip Descartes, ia mempunyai mahzab sendiri. Ibnu Sina, meskipun menjadi murid setia Aristoteles, ia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Para filsuf Islam pada umumnya hidup dalam lingkungan dan suasana yang berbeda dari apa yang dialami oleh filsuf-filsuf lain. Sehingga pengaruh lingkungan terhadap jalan pikiran mereka tidak bisa dilupakan. Pada akhirnya, tidaklah dapat dipungkiri bahwa dunia Islam berhasil membentuk filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan keadaan masyarakat Islam itu sendiri.”
3.    Dalam rekaman sejarah, cara terjadinya kontak antara umat Islam dan filsafat Yunani (juga sains) melalui daerah Suria, Mesopotamia, Persia dan Mesir. Filsafat Yunani datang ke daerah-daerah ini ketika penaklukan Alexander Yang Agung ke Timur pada abad Yunani dan Persia dalam satu negara dengan cara berikut:
  • Ia angkat pembesar dan pembantunya dari orang Yunani dan Persia
  • Ia mendorong perkawinan campuran antara Yunani dan Persia. Bahkan ia pernah menyelnggarakan perkawinan massal 24 jenderal dan 10.000 prajuritnya dengan wanita-wanita Persia di Susa.
  • Sementara itu, ia sendiri kawin dengan satira, putri Darius, Raja Persia yang kalah perang
  • Ia mendirikan kota-kota dan pemukiman-pemukiman yang dihuni bersama oleh orang-orang Yunani dan Persia.
Dengan demikian, bercampurlah kebudayaan Yunani dan kebudayaan Persia. Sebagai bukti dalam hal ini kota Alexanderia di Mesir, yang dalam bahasa Arab disebut al –Iskandaria, merupakan warisan dari usaha di atas.
Pada sisi lain, seperti yang diungkapkan sejarah, telah terjadi pelenyapan semua akademi filsafat Yunani dan pengusiran para filsofnya oleh Kaisar Justinianus dari Bizantium pada tahun 529 M. Menurut kaisar ini ajaran filsafat bertentangan dengan agana Masehi. Pada kantong-kantong pusat kebudayaan diatas, pemikiran filsafat Yunani ditemukan ahli-ahli pikir Islam. Akan tetapi, pada zaman Khlifah Rasyidin dan umaiyah pengaruh filsafat Yunani belum begitu kelihatan karena pada masa ini selain masa penaklukan daerah sekitarnya, kegiatan juga lebih banyak mengacu pada kebudayaan Arab.
Sebenarnya penerjemahan buku-buku ke dalam bahasa Arab sudah dimulai sejak pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Kegiatan ini disponsori Khalifah Khalid Ibnu Yazid. Ketika itu buku-buku ilmiah yang diterjemahkan erat kaitannya dengan keperluan hidup praktis, seperti buku ilmu kimia dan kedokteran. Akan tetapi, kegiatan penerjemahan dalam arti yang sesungguhnya seperti yang dideskripsikan di atas, dimulai pada masa Khalifah Bani Abbas yang kedua, Al-Mansyur. Ia termasuk salah seorang khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Kecintaan ini agaknya pengaruh dari keluarga Al-Barmaki yang cinta akan ilmu dan filsafat. Telah dijelaskan bahwa keluarga Al-Barmakki mempunyai peranan yang besar dalam hal ini. Bahkan, anak Al-Barmaki, Khalid ibnu Barmak yang telah masuk Islam, diangkat oleh Al-Mansur, Khalid ibnu Barmak yang telah masuk Islam, diangkat oleh Al-MAnsyur menjadi Gubernur Faris.
Kegiatan penerjemahan mencapai zaman keemasannya pada masa Al-Makmun. Ia juga termasuk seorang intelektual yang sangat menggandrungi ilmu pegetahuan dan filsafat. Ialah yang mendirikan akademi Bait Al-Hikmah yang dipimpin oleh Hunain Ibnu Ishaq, seorang Nasrani yang ahli bahasa Yunani dan dibantu oleh anaknya Ishaq ibnu Hunain, Sabit ibnu Qurra, Qusta ibnu Luqas, Hudaibah ibnu Al-Hasni, Abu Bishr Matta ibnu Yunus, Al-Kindi dan lainnya. Akademi ini tidak hanya sebagai tempat penerjemahan, tetapi juga menjadi pusat pengembangan filsafat dan sains.
Sebagaimana kota Baghdad, kota Marwa juga melakukan kegiatan penerjemahan. Namun masing-masing mempunyai kecenderunagn yang berbeda. Kota Jundisyapur lebih cenderung pada obat-obatan dan kedokteran. Sementara itu, kota Harran lebih meminati buku-buku filsafat dan kedokteran
Dalam era penerjemahan ini bermacam-macam buku filsafat dalam pelbagai bidang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, baik dari bahasa Siryani, Persia, maupun yang berbahasa Yunani sendiri.di antaranya karya Plato, seperti Thaetitus, Cratylus, Parmenides, Tunaeus dan lainnya karya Neo Platonisme, seperti Enneads, Theologia dan lain sebagainya.
Telah dipaparkan, dengan adanya era penerjemahan ini umat Islam telah mampu menguasai intlektual dari tiga kebudayaan yang sudah tinggi, ketika itu, yakni Yunani,Persia, dan India. Para intelektual Islam tidak hanya mampu menguasai filsafat dan sains, tetapi mereka juga mapu mengembangkan dan menambahkan hasil observasi mereka ke dalam bahsa sains dan hasil pemikiran mereka dalam lapangan filsafat.
DAFTAR BACAAN:
  1. Drs. H.Abu Ahmadi, Filsafat islam., Toha putra ., semarang, 192
  2. DR.Musa Asy’arie., filsafat Islam sunah Nabi dalam berpikir., LESFI, yogyakarta, 1999.
  3. DR.Oemar Amin Hoesin., Kultrur Islam, Bulan Bintang, jakarta,1975.
  4. John L Esposito ,Ensiklpdia Oxford ,Dunia Islam Modern. Bandung, Mizan, 2001. jilid I.Hal 111