SEKILAS
TENTANG
MASYARAKAT
BIMA DAN SEMANGAT
MENUNTUT ILMU
PENDAHULUAN:
Suku Bima adalah salah satu
komunitas yang mendiami pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Pulau Sumbawa
sendiri didiami oleh dua suku yaitu suku
Samawa (Sumbawa) dan suku Mbojo (Bima). Suku Samawa meliputi Kabupaten Sumbawa Besar dan
Kabupaten Sumbawa Barat, sedangkan suku
Mbojo (Bima) meliputi Kabupaten Bima,
Kota Bima dan Kabupaten Dompu . Mata pencaharian penduduknya kebanyakan bertani
dan selebihnya adalah Pegawai Negeri Sipil dan wiraswasta. Masyarakat Bima
sejak dulu gemar merantau ke luar daerah dengan tujuan untuk melanjutkan
sekolah atau kuliah . Semangat masyarakat Bima untuk menuntut ilmu pengetahuan
telah memberikan perubahan yang besar terhadap mobilitas masyarakat Bima salah
satunya adalah adanya peningkatan Sumber
Daya Manusia dalam berbagai bidang disiplin keilmuan dan kehidupan sosial
kemasyarakatan, sehingga ada slogan yang selalu dipegang oleh masyarakat Bima
“tidak apa-apa miskin harta yang terpenting anak-anak bisa bersekolah”. Dari
semangat itu tidak sedikit putra-putri asal Bima telah berhasil menjadi
sarjana dan mendapatkan kepercayaan
untuk memimpin dan berkerja pada lembaga/instansi pemerintah maupun swasta di
daerah perantauan maupun di Daerah Bima sendiri.
PERGURUAN TINGGI DI BIMA
Sampai kira-kira tahun 1990 di Bima telah ada 6 Perguruan
Tinggi yaitu berupa sekolah Tinggi,
yaitu STAIM (sekolah Tinggi Agama Islam Muhammaddiyah), STIHM (Sekolah Tinggi
Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima), STKIP (Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan), STISIP (sekolah Tinggi Ilmu social dan ilmu Politik mbojo Bima),
STIT (sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ) dan STIE (sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ) .
Keadaan 6 perguruan Tinggi di atas pada saat itu bisa dikatakan hidup segan
mati tak mau, hal ini dikarenakan disamping karena berbagai persoalan internal
dimasing-masing Perguruan Tinggi , namun
juga karena para lulusan SMA di Bima lebih senang merantau untuk melanjutkan
perkuliahan di luar Daerah Bima.
Di sekitar tahun 1995 disamping
terjadi penambahan jumlah PT juga diiringi dengan perkembangan teknologi
informasi dan transportasi, beberapa PT
di atas mengalami peningkatan kepercayaan dari masyarakat Bima sehingga banyak
para lulusan SMA melanjutkan perkuliahan
di daerahnya sendiri. Hal ini selain dipicu oleh hal-hal
di atas adalah juga karena
pengaruh hal-hal sebagai berikut:
a.
Mutu pendidikan yang ditawarkan oleh PT di
luar Bima tidak kalah bermutunya dengan kwalitas yang ditampilkan PT di Daerah
Bima.
b.
Mahalnya biaya kuliah di luar Bima
c.
Kuliah di daerah sendiri mudah,murah dan bisa
kuliah sambil berkerja atau membantu orang tua.
d.
Meningkatnya kepercayaan pemerintah di daerah
Bima untuk memakai lulusan PT yang ada di Bima.
e.
Semua
PT telah terakreditasi dari BAN PT (
Badan Akreditasi Nasional) Indonesia.
f.
Adanya
bantuan moril maupun dukungan dana dari
Pemerintah Daerah untuk membantu pembangunan sarana dan prasaran PT.
Namun
demikian masih banyak lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Bima yang belum bisa melanjukan studinya ke jenjang
Perguruan Tinggi karena berbagai alasan, antara lain :
a.
Biaya
perkuliahan masih dirasakan mahal oleh sementara para lulusan SMA
b.
Semangat untuk mencari ilmu tidak diimbangi
dengan dukungan ekonomi keluarga
c.
Adanya kenyataan di lapangan bahwa kuliah
(kesarjanaan) tidak memberi jaminan akan bisa mendapatkan pekerjaan.
Lulusan
Perguruan tinggi di Bima sebagaimana lulusan Perguruan Tinggi lain di Indonesia
setelah lulus mereka berorientasi untuk menjadi Birokrasi atau dengan kata
lain menjadi Pegawai Negeri Sipil . Kondisi
lulusan sebagaimana tersebut diatas, di Bima kebutuhan untuk itu menjadi sangat
tinggi, sebab di Bima penyerapan tenaga
kerja oleh pihak swasta masih sangat minim
.
Kebanyakan
lulusan Perguruan Tinggi di Bima adalah dalam bidang Kependidikan
(pendidik/guru).
BANTUAN PENDIDIKAN PENTING
DAN SELEKTIF PADA BIDANG ILMU TERTENTU
Dari catatan kami,
bahwa 8 perguruan Tinggi di atas tiap
tahun meluluskan sarjananya rata-rata 400 orang per tahun atau sebanyak 3200 sarjana yang dikeluarkan
oleh Perguruan Tinggi di Bima untuk setiap tahunnya.
Disatu sisi selintas terbaca
bahwa dengan bertambahnya PT di Bima telah menciptakan ketersediaan kesempatan untuk menempuh ilmu
yang lebih tinggi dari lulusan SMA di Bima, namun pada sisi perkembangan
lainnya terjadi penumpukan sarjana yang
tidak terserap oleh lapangan pekerjaan, sementara pada bagian disiplin keilmuan
lain dan bagian kehidupan lain di Bima sangat minim dan masih sangat dibutuhkan
alumni-alumni dari PT yang berlatar belakang disiplin ilmu kesehatan terutama
pada bidang profesi Dokter,(dokter gigi,dokter spesialis), profesi Rekam Medis,
Profesi anastesi, profesi manajemen
Rumah sakit.
Profesi Dokter dan profesi lain
dalam bidang kesehatan di Indonesia masih merupakan profesi yang perkuliahannya
dirasa sangat mahal sehingga tidak memungkinkan mahasiswa dengan tingkat
ekonomi orang tua yang rendah bisa memasukinya. Terutama di Fakultas Kedokteran
pada Perguruan Tinggi swasta. Nah dalam rangka menciptakan pelayanan kesehatan
yang memadai,terjangkau dan merata di seluruh wilayah Bima ,perlu diusahakan
dengan berbagai cara untuk menyekolahkan putra-putri asli Bima ke fakultas
kedokteran diberbagai universitas negeri maupun swasta yang ada di luar Bima
dan ketika mereka lulus mereka diwajibkan pulang ke daerahnya untuk membangun dan
mengabdi pada dunia kesehatan di Bima.Untuk itu pendanaan dan bantuan beasiswa
pada mahasiswa dalam bidang kedokteran ini sangat diperlukan di Bima.
Di Bima Menurut hemat saya
dari informasi yang sempat saya himpun dari nara sumber yang saya temua, bahwa
sarjana dalam bidang ilmu kesehatan terutama Dokter,ahli anastesi, profesi
Rekam medic dan manajemen Rumah sakit masih sangat kurang,sedangkan sarjana
pada disiplin ilmu selain itu di Bima telah banyak dan bahkan sebagian dari
mereka masih menganggur, hal ini terkait
dengan mental, visi misi mereka yang selalu berorientasi pada untuk menjadi PNS
sehingga enggan berkerja pada sector pertanian atau sector swasta lainnya.
Di Kabupaten Bima saat
sekarang ini ada 18 PUSKESMAS dan dua Rumah Sakit, di Kota Bima ada 5 Puskesmas
dan 1 Rumah sakit Swasta yaitu Rumah Sakit PKU Muhammadiyah . Perkembangan
pelayanan kesehatan pada berbagai Rumah sakit dan puskesmas di atas masih belum
maksimal bahkan pada beberapa tempat masih kurang. Salah satu sebabnya adalah
karena masih kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan pada
sector kehidupan tersebut.
Untuk menjawab kebutuhan
tersebut di atas, menurut saya perlu keterlibatan
dari berbagai pihak dalam mewujudkannya. saya mengusulkan agar pendanaan
beasiswa pada mahasiswa dilakukan secara selektif dan diarahkan pada untuk
memenuhi kebutuhan yang terjadi di daerah Bima.
Misalnya pada profesi: S 1
Kedokteran, D3 Rekam Medik, D3 Anastesi, D3 Radiologi, D3 fisioterapi dan D3
Tehnis Medis. Sedangkan dalam rangka menciptakan lapangan
kerja baru, mengurangi pengangguran dan menjawab perkembangan yang tengah
terjadi di tengah-tengah masyarakat Bima saat ini, perlu diberikan beasiswa
atau pendanaan pada sector pendidikan non formal misalnya : pelatihan/kursus
service HP, service motor roda dua dan roda empat (perbengkelan), service
elektronik, dan atau pada bidang-bidang
keilmuan dan profesi yang cepat , dibutuhkan oleh masyarakat Bima sat ini.
LANGKAH AWAL :
Untuk itu sebagai langkah
awal dalam pemberian beasiswa ini, dan berdasarkan surat tugas dari Mr. Michio
Ito tertanggal 19 September 2011 kepada saya, dan atas dasar surat tugas itu
saya telah melaksanakan tugas dengan melakukan pendekatan yang sederhana dengan beberapa sekolah maupun oknum siswa di
Kota Bima dan Kabupaten Bima mulai
tanggal 27 s/d 29 September 2011.,
sehingga mendapatkan 10 orang siswa yang akan diusulkan untuk mendapatkan
beasiswa yaitu sebagai berikut:
NAMA
–NAMA SISWA CALON PENERIMA BEASISWA
No
|
NAMA SISWA
|
JENIS KELAMIN
|
ASAL SEKOLAH
|
KELAS
|
ALAMAT RUMAH
|
1
|
Muhammad Firdaus
|
L
|
SMA Muhammadiyah
Kota Bima
|
XII IPA
|
Sila Sondosia Kec.Bola kab.Bima
|
2
|
Adinul Hanif
|
L
|
SMA Muhammadiyah
Kota Bima
|
XII IPA
|
Desa Bolo Kec. M.Pangga Kab.Bima
|
3
|
Agus Salim
|
L
|
SMA Muhammadiyah
Kota Bima
|
XII IPA
|
Desa Ncera Kec.Belo Kab.Bima
|
4
|
Nur Wahidah
|
P
|
SMA Muhammadiyah
Kota Bima
|
XII IPA
|
Desa Lido Kec.Belo Kab.Bima
|
5
|
Firmansyah
|
L
|
SMA Kesehatan Aisyiah Kota Bima
|
XII Kesehatan
|
Sila sondosia kec.Bolo Kab.Bima
|
6
|
Fahrul
|
L
|
SMA Kesehatan Aisyiah Kota Bima
|
XII Kesehatan
|
Desa Monta kec. Monta Kab.Bima
|
7
|
Andi Esse Nurjannah
|
Pr
|
SMA Kesehatan Aisyiah Kota Bima
|
XII Kesehatan
|
Calai Kab. Dompu
|
8
|
Nurlayli Qadriatiningsih
|
Pr
|
SMA Negeri 1 Kota Bima
|
XII IPA
|
Kel.Tanjung Kota Bima
|
9
|
Harisah
|
Pr
|
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Bima
|
XII Bahasa
|
Desa Karampi Kec.Langgudu Kab.Bima
|
10
|
Muhammad Aksan
|
L
|
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Bima
|
XII Bahasa
|
Desa Melayu Kec.Lambu Kab.Bima
|
Berdasarkan data yang dihimpun oleh saya dan didapat oleh
Tim lokal di Kota Bima, bahwa jumlah kebutuhan para siswa di wilayah Kota Bima
dan Kabupaten Bima adalah sebagai berikut:
1.
Uang Pembangunan Rp.
80.000., per bulan
2.
Uang SPP/Komite Rp.130.000., per bulan
3.
Uang OSIS Rp. 6.700. per bulan
4.
Perlengkapan OSIS Rp. 1.250
per bulan
5.
Les Rp. 66.000
per bulan
6.
Perlengkapan olahraga Rp. 6.700
per bulan
7.
Seragam Rp. 5.500
8.
Transport Rp.
120.000 per bulan
Jumlah ……………………………………… Rp. 416.150., per bulan
PERTEMUAN DAN PENGARAHAN
Pada tanggal 28 september
jam 09.30 witeng telah dilakukan pertemuan antara saya dengan seluruh calon
penerima beasiswa di atas yang bertempat di kompleks Perguruan Muhammadiyah
Tolobali Bali Kota Bima yang dihadiri oleh guru dan sebagian Kepala sekolah
dari para siswa calon penerima beasiswa, setelah saya memperkenalkan diri ,
dilanjutkan dengan pengarahan kepada seluruh peserta calon penerima dan pada
saat itu pula saya menerima nama-nama dan data dari calon peserta penerima
beasiswa.(terlampir).
Tepat pada jam 11.30 witeng saya dan Tim Lokal
melakukan kunjungan ke beberapa rumah orang tua dari para siswa calon penerima
beasiswa, yaitu ke Kabupaten Bima tepatnya pada Desa Ncera, Desa Lido Kecamatan
Belo, Desa Monta Kecamatan Monta .