HUBUNGAN FILSAFAT
ISLAM DENGAN FILSAFAT YUNANI
Disusun oleh:Ichwan
P.Syamsuddin
Ada beberapa hubungan nyata filsfat Islam
dengan filsafat yunani yaitu;
1. filsafat Islam dimulai dengan bahan-bahan dari yunani kemudian dimasak dengan
pokok-pokok pelajaran Islam, pendapat yang mengatakan bahwa fislafat Islam
merupakan kelanjutan dari filsafat Yunani adalah pendapat yang keliru sama
sekali. Filsafat Yunani merupakan hasil revolusi fikiran terhadap apa yag
dinamakan dogmatic dicta, sedangkan filsafat Islam dilahirkan untuk memperkuat
kedudukan faham Islam. Islam didirikan atas dasar qur’an dan al
hadist.,perkembangan filsafat dalam Islam akan tetap berjalan bahu membahu
dengan agama Islam. Rasulullah Muhammad SAW mengatakan bahwa: ”Agama ialah Akal”, maka tiap-tiap agama yang tidak bersendikan akal atau
sesuatu agama yang berkembang membatasi akal, maka agama yang demikian tidaklah
dapat hidup kekal. Setelah Al-qur’an telah sempurna diterima oleh Nabi Muhammad
SAW dan pada masa pemerintahan Khalifah Utsman dibukukan dengan lebih teratur dan sistematis, maka
nampaklah bahwa ayat-ayat al-qur’an sebagai sumber ajaran Islam membutuhkan tinjauan pikiran
untuk mengungkap kebenaran yang hakiki. Pada saat ini mulailah orang Islam
kontak dengan filsafat Yunani.
2.
Sebelum Islam lahir, di seluruh Asia Tengah
termasuk negeri Arab telah tumbuh berkembng berbagai alam fikiran dan aliran
filsafat, misalnya fikiran mesir kuno, Babilonia,Assuria,Iran,India,Cina,dan
pikiran Yunani. Di Yunani kegiatan filsafat dimaksudkan untuk melepaskan (baca
:mengoreksi, meguji) diri dari kekuasaan golongan agama berhala yang ajaran
–ajaran agamanya bersendikan atas dasar tahayul dan mythologi. Sehingga ajaran
yang dapat dibenarkan oleh akal fikiran disebut filsafat, dan ajaran yang tidak
dapat diterima oleh akal fikiran dimasukan dalam ”ceritera-ceritera”. Pada
tataran inilah pembuktiannya bahwa antara kebenaran yang didapat oleh filsafat
dan kebenaran yang didapat oleh agama itu tidak ada perbedaan , artinya, bahwa
filsafat memperoleh kebenaran dengan perjalanan fikiran, sedangkan agama mendapatkan secara dogmatic.
Sehingga atas dasar inilah Ibnu Rusyd mengatakan bahwa :”tidak dapat memisahkan
antara agama dan filsafat keduanya menjadi satu”. Dari uraian di atas dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa pengaruh filsafat Yunani / atau jalan pikiran
Yunani diambil/dipelajari oleh para filosof islam adalah dalam rangka
mengokohkan kedudukan ajaran Islam, sedangkan filsafat Yunani muncul dari
bangsa Yunani adalah merupakan rekasi korektif terhadap kehidupan masyarakat
yang penuh dengan ajaran tahayul dan mytologis. Pada tataran ini Drs.Abu Ahmadi berpendapat
bahwa : ”Perpindahan dan Pertukaran suatu pikiran bukan selalu dikatakan utang budi.
Suatu persoalan dan hasilnya dapat mempunyai bermacam-macam corak. Seorang
dapat mengemukakan persoalan yang pernah dikemukakan oleh orang lain sambil
mengemukakan teorinya sendiri. Spinoza, misalnya, meskipun banyak mengutip
Descartes, ia mempunyai mahzab sendiri. Ibnu Sina, meskipun menjadi murid setia
Aristoteles, ia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Para filsuf Islam pada
umumnya hidup dalam lingkungan dan suasana yang berbeda dari apa yang dialami
oleh filsuf-filsuf lain. Sehingga pengaruh lingkungan terhadap jalan pikiran
mereka tidak bisa dilupakan. Pada akhirnya, tidaklah dapat dipungkiri bahwa
dunia Islam berhasil membentuk filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip
agama dan keadaan masyarakat Islam itu sendiri.”
3. Dalam rekaman sejarah, cara terjadinya kontak
antara umat Islam dan filsafat Yunani (juga sains) melalui daerah Suria, Mesopotamia, Persia dan Mesir. Filsafat Yunani datang ke
daerah-daerah ini ketika penaklukan Alexander Yang Agung ke Timur pada abad
Yunani dan Persia dalam satu negara dengan cara berikut:
- Ia angkat pembesar dan pembantunya dari orang Yunani
dan Persia
- Ia mendorong perkawinan campuran antara Yunani dan Persia. Bahkan ia pernah
menyelnggarakan perkawinan massal 24 jenderal dan 10.000 prajuritnya
dengan wanita-wanita Persia di Susa.
- Sementara itu, ia sendiri kawin dengan satira, putri
Darius, Raja Persia yang kalah perang
- Ia mendirikan kota-kota dan pemukiman-pemukiman yang
dihuni bersama oleh orang-orang Yunani dan Persia.
Dengan demikian, bercampurlah kebudayaan
Yunani dan kebudayaan Persia.
Sebagai bukti dalam hal ini kota Alexanderia di Mesir, yang dalam
bahasa Arab disebut al –Iskandaria, merupakan warisan dari usaha di atas.
Pada
sisi lain, seperti yang diungkapkan sejarah, telah terjadi pelenyapan semua
akademi filsafat Yunani dan pengusiran para filsofnya oleh Kaisar Justinianus
dari Bizantium pada tahun 529 M. Menurut kaisar ini ajaran filsafat
bertentangan dengan agana Masehi. Pada kantong-kantong pusat kebudayaan diatas,
pemikiran filsafat Yunani ditemukan ahli-ahli pikir Islam. Akan tetapi, pada
zaman Khlifah Rasyidin dan umaiyah pengaruh filsafat Yunani belum begitu
kelihatan karena pada masa ini selain masa penaklukan daerah sekitarnya,
kegiatan juga lebih banyak mengacu pada kebudayaan Arab.
Sebenarnya
penerjemahan buku-buku ke dalam bahasa Arab sudah dimulai sejak pemerintahan
Dinasti Bani Umayyah. Kegiatan ini disponsori Khalifah Khalid Ibnu Yazid.
Ketika itu buku-buku ilmiah yang diterjemahkan erat kaitannya dengan keperluan
hidup praktis, seperti buku ilmu kimia dan kedokteran. Akan tetapi, kegiatan
penerjemahan dalam arti yang sesungguhnya seperti yang dideskripsikan di atas,
dimulai pada masa Khalifah Bani Abbas yang kedua, Al-Mansyur. Ia termasuk salah
seorang khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Kecintaan ini agaknya
pengaruh dari keluarga Al-Barmaki yang cinta akan ilmu dan filsafat. Telah
dijelaskan bahwa keluarga Al-Barmakki mempunyai peranan yang besar dalam hal
ini. Bahkan, anak Al-Barmaki, Khalid ibnu Barmak yang telah masuk Islam,
diangkat oleh Al-Mansur, Khalid ibnu Barmak yang telah masuk Islam, diangkat
oleh Al-MAnsyur menjadi Gubernur Faris.
Kegiatan
penerjemahan mencapai zaman keemasannya pada masa Al-Makmun. Ia juga termasuk
seorang intelektual yang sangat menggandrungi ilmu pegetahuan dan filsafat.
Ialah yang mendirikan akademi Bait Al-Hikmah yang dipimpin oleh Hunain Ibnu
Ishaq, seorang Nasrani yang ahli bahasa Yunani dan dibantu oleh anaknya Ishaq
ibnu Hunain, Sabit ibnu Qurra, Qusta ibnu Luqas, Hudaibah ibnu Al-Hasni, Abu
Bishr Matta ibnu Yunus, Al-Kindi dan lainnya. Akademi ini tidak hanya sebagai
tempat penerjemahan, tetapi juga menjadi pusat pengembangan filsafat dan sains.
Sebagaimana kota Baghdad, kota Marwa
juga melakukan kegiatan penerjemahan. Namun masing-masing mempunyai
kecenderunagn yang berbeda. Kota Jundisyapur lebih cenderung pada obat-obatan
dan kedokteran. Sementara itu, kota Harran lebih meminati buku-buku filsafat dan
kedokteran
Dalam
era penerjemahan ini bermacam-macam buku filsafat dalam pelbagai bidang
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, baik dari bahasa Siryani, Persia, maupun
yang berbahasa Yunani sendiri.di antaranya karya Plato, seperti Thaetitus,
Cratylus, Parmenides, Tunaeus dan lainnya karya Neo Platonisme, seperti
Enneads, Theologia dan lain sebagainya.
Telah
dipaparkan, dengan adanya era penerjemahan ini umat Islam telah mampu menguasai
intlektual dari tiga kebudayaan yang sudah tinggi, ketika itu, yakni Yunani,Persia, dan India. Para intelektual
Islam tidak hanya mampu menguasai filsafat dan sains, tetapi mereka juga mapu
mengembangkan dan menambahkan hasil observasi mereka ke dalam bahsa sains dan
hasil pemikiran mereka dalam lapangan filsafat.
DAFTAR
BACAAN:
- Drs. H.Abu Ahmadi, Filsafat islam., Toha putra .,
semarang, 192
- DR.Musa Asy’arie., filsafat Islam sunah Nabi dalam
berpikir., LESFI, yogyakarta, 1999.
- DR.Oemar Amin Hoesin., Kultrur Islam,
Bulan Bintang, jakarta,1975.
- John L Esposito ,Ensiklpdia Oxford ,Dunia Islam Modern. Bandung, Mizan, 2001. jilid I.Hal 111