OBYEK DAN RUANG LINGKUP KAJIAN
FILSAFAT ISLAM
DISUSUN
OLEH
:ICHWAN P.SYAMSUDDIN
Obyek filsafat terbagi menjadi dua obyek yaitu; obyek
materi dan obyek formal filsafat. Yang disebut obyek materi adalah hal atau
bahan yang akan diselidiki (hal yang menjadi sasaran penyelidikan), sedangkan
obyek forma adalah sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan
tersebut dipandang.
Obyek materi filsafat yang diselidiki mengenai semua yang ada : manusia, alam dan Tuhan, sedangkan obyek formal filsafat yang menyangkut hakikat, sifat dasar arti atau makna terdalam dari sesuaatu hal . Dengan kata lain bahwa objek filsafat Islam itu adalah meliputi :
Obyek materi filsafat yang diselidiki mengenai semua yang ada : manusia, alam dan Tuhan, sedangkan obyek formal filsafat yang menyangkut hakikat, sifat dasar arti atau makna terdalam dari sesuaatu hal . Dengan kata lain bahwa objek filsafat Islam itu adalah meliputi :
1.Objek materia filsafat ialah Semua yang ada, yang pada
garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok:
a.Hakekat
Tuhan;
b.Hakekat
Alam dan
c.Hakekat
Manusia .
2.Objek forma filsafat ialah usaha mencari
keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai ke akarnya) tentang objek
materi filsafat .
Dari pemahaman di atas nampak bahawa Objek filsafat itu bukan
main luasnya”, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu
yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau
akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk
mengetahui segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada menurut akal
pikirannya.
Lebih
lanjut DR Musa As’arie menjelaskan bahwa objek dari Filsafat islam adalah membahas
hakikat semua yang ada, sejak dari tahapan ontologis, hingga metafisis,
membahas nilai-nilai yang meliputi epistemologis,estetika,dan etika yang
disesuaikan dengan kecendrungan perubahan dan semangat zaman. Kajian filsafat
Islam terhadap objek material dari waktu ke waktu mengkin tidak berubah, tetapi
corak dan sifat serta dimensi yang menjadi tekanan atau fokus kajiannya (objek
formal) harus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan, serta konteks
kehidupan manusia, dan semangat baru yang selalu muncul dalam setiap
perkembangan jaman.
Atas dasar pada bidang penyelidikan dari
objeknya ini, maka filsafat dapat dibagi menurut objeknya adalah sebagai
berikut:
1.Ada Umum yakni menyelidiki apa yang ditinjau secara
umum. Dalam realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya.
Dalam bahasa Eropa, ADA UMUM ini disebut “Ontologia”
yang berasal dari perkataan Yunani “Onontos” yang berarti “ada”,
2.Ada Mutlak, sesuatu yang ada secara mutlak yakni zat
yang wajib adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak
berpermulaan dan tidak berpenghabisan ia harus terus menerus ada, karena adanya
dengan pasti. Ia merupakan asal adanya segala sesuatu. Ini disebut orang
“Tuhan” dalam Bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam Bahasa Arab
disebut “Ilah” atau “Allah”.
3.Comologia, yaitu filsafat yang mencari hakekat alam
dipelajari apakah sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada
Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang
menerangkan bahwa adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu
karena dimungkinkan Allah. “Ada tidak mutlak”, mungkin “ada” dan mungkin
“lenyep sewaktu-waktu” pada suatu masa.
4.Antropologia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk
“ada yang tidak mutlak” maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu
sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya?
Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropologia.
5.Etika: filsafat yang menyelidiki tingkah laku
manusia. Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta
tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
6.Logika: filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah akal yang
terpenting dalam penyelidikan manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa
kepastian tentang logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan
dasar. Tegasnya tanpa akal budi takkan ada penyelidikan. Oleh karena itu
dipersoalkan adakah manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu
mencari kebenaran? Dengan segera timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan
sampai dimanakah kebenaran dapat ditangkap oleh akal budi manusia. Maka penyelidikan
tentang akal budi itu disebut Filsafat
Akal
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sebenarnya objek Filsafat Islam ialah sama
dengan objek kajian filsafat pada umumnya yaitu realitas, baik yang material
maupun yang ghaib. Hanya Perbedaannya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen
Qur’anik.
Ruang lingkup filsafat Islam menurut beberapa ahli filsafat di anataranya
::
Al Kindi :
Al Kindi :
Di kalangan kaum muslimin, orang yang pertama-tama memberikan pengertian
filsafat dan lapangannya ialah Al-Kindi.
la membagi filsafat menjadi 3 bagian, yaitu :
1): Ilmu fisika (ilmu-thabiyyat) sebagai tingkatan yang paling bawah.
2). IImu matematika (al - ilmur - riyadhi) sebagai tingkatan tengah-tengah.
3).Ilmu Ketuhanan (ilmur - rububiyyah) sebagai tingkatan yang paling
tinggi.
Al Farabi :
Menurut Al-Farabi, lapangan filsafat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Filsafat teori, yaitu mengetahui sesuatu yang ada, dimana seseorang
tidak bisa (tidak perlu) mewujudkannya dalam perbuatan. Bagian ini meliputi :
- ilmu matematika. - ilmu fisika.
- ilmu metafisika.
2. Filsafat amalan, yaitu mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan
dalam perbuatan dan yg menimbulkan kekuatan
Utk mengerjakan bagian-bagian yg baik. Bagian
ini meliputi :
Ilmu akhlak ; yaitu amalan yg berhubungan dgn perbuatan
perbuatan yg baik
Filsafat politik: yaitu amalan yg
berhubungan dg perbuatan perbuatan baik yg seharusnya dikerjakan oleh penduduk
negeri.
Ibnu Sina :
Pembagian filsafat menurut Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian-pembagian sebelumnya, yaitu filsafat teori dan filsafat amalan. Akan
tetapi ia menghubungkan kedua bagian tersebut kepada agama. Dasar-dasar
filsafat tersebut terdapat dalam agama atau syari'at Tuhan, hanya penjelasannya
didapatkan oleh kekuatan akal-pikiran manusia.
Pembagian filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina ialah :
l). Ilmu tentang cara turunnya wahyu dan
makhluk-makhluk rohani yang membawa wahyu itu; demikian pula bagaimana cara
wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang
dapat dilihat dan didengar.
2). Ilmu keakhiratan, antara lain
memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya,
maka rohnya yang abadi itulah yang akan mengalami siksaan dan kesenangan.
HUBUNGAN FILSAFAT ISLAM DENGAN
ILMU KEISLAMAN LAINNYA
Di Indonesia
sampai hari ini, keilmuan Islam yang dikembangakan masih dipengaruhi oleh
adanya dikotomi ilmu yang membagi ilmu umum dan ilmu agama, dengan institusi
pendidikan yang berbeda pula, yang satu berada di bawah DEPDIKBUD dan yang
satunya berada berada di bawah DEPAG dan celakanya ilmu agamalah yang dianggap
ilmu keislaman, sehingga dalam studi keislaman, yang menjadi fokus adalah
kajian-kajian ilmu keagamaaan. Padahal, dalam al-Qur’an, semua ilmu (ilmu
pasti, ilmu alam, ilmu humaniora, filsafat dan ilmu agama) merupakan satu
kesatuan dan hakikatnya adalah penjelmaan dan perpanjangan saja dari ayat-ayat
Tuhan sendiri, baik ayat-ayat al-Qur’an yang tertulis dalam kitab al-Qur’an
atau yang tersirat dalam alam semesta.
Dalam menghadapi kompleksitas dan pluralitas persoalan kemanusiaan dewasa ini, maka diperlukan suatu integrasi (kesatuan/tauhid) ilum-ilmu untuk medekati dan memecahkan persoalan tersebut, suatu pendekatan yang disebut sebagai multi disciplineapproach, yang bisanya adalah filsafat.
Dan jika dilihat dari adanya kecendrungan makin kompleknya persoalan yang dihadapi manusia, seperti keterbelakangan dan kemiskinan, yang mana hal itu tidak mungkin dipecahkan dengan pendekatan tunggal saja. Maka mau tidak mau, berkerja sama berbagai ilmu itu mutlak diperlukan melalui berbagaio kerja sama ilmuan yang pada hakekatnya sangat dimungkimkan lahirnya integrasi ilmu, baik dalam sistem maupun dalam metodologinya, tampa menapikan dan membatalkan adanya spesialisasi ilmu. Apalagi jika dilihat pada dataran metrafisikanya, karena dalam pandangan tauhid, pada hakekatnya ilmu-ilmu itu, merupakan penjelmaan dialegtis dari ayat-ayat tuhan sendiri.
Dalam menghadapi kompleksitas dan pluralitas persoalan kemanusiaan dewasa ini, maka diperlukan suatu integrasi (kesatuan/tauhid) ilum-ilmu untuk medekati dan memecahkan persoalan tersebut, suatu pendekatan yang disebut sebagai multi disciplineapproach, yang bisanya adalah filsafat.
Dan jika dilihat dari adanya kecendrungan makin kompleknya persoalan yang dihadapi manusia, seperti keterbelakangan dan kemiskinan, yang mana hal itu tidak mungkin dipecahkan dengan pendekatan tunggal saja. Maka mau tidak mau, berkerja sama berbagai ilmu itu mutlak diperlukan melalui berbagaio kerja sama ilmuan yang pada hakekatnya sangat dimungkimkan lahirnya integrasi ilmu, baik dalam sistem maupun dalam metodologinya, tampa menapikan dan membatalkan adanya spesialisasi ilmu. Apalagi jika dilihat pada dataran metrafisikanya, karena dalam pandangan tauhid, pada hakekatnya ilmu-ilmu itu, merupakan penjelmaan dialegtis dari ayat-ayat tuhan sendiri.
Dan oleh karena itu tidaklah aneh kalau filsafat
tersebut mencakup juga lapangan-lapangan ilmu keislaman lain, dan mempengaeruhi
pula pembatasan-pembatasannya, apalgai penyelelidikan keilmuan pada waktu itu
banyak bersifat ensiklopedis yang serba meliputi. Kita tidak akan mempunyai
gambaran yang lengkap tentang kegiatran filsafat dalam dunia Islam, kalau kita
membatasi diri kepada ahsil karya filosof-filosof islam saja, atau mereka yang
terkenal dengan sebutan ”filosof peripatetik”, akan tetapi harus memperluasnya
sehingga mencakup pembahasan ilmu kalam, tasauf dam usul fiqih serta tarikh
tasyrik.
Selanjutnya dalam kajian keilmuan Islam, maka
posisi filsafat Islam adalah landasan adanya integrasi berbagai disiplin dan
pendekatan yang makin beragam, karena dalam bangunan epistemologi Islam mau
tidak mau, filsafat Islam dengan metode rasional transendental dapat menjadi
sumbernya. Contoh: Fiqih pada hakekatnya adalah pemahaman yang pada dasarnya
adalah filsafat, yang kemudoan di kembangkan dalam usul Fiqh. Tampa filsafat fiqih
akan kehilangan semangat untuk perobahan sehingganya fiqih dapat menjadi baku
bahkan pintu ijtihad akan tertutup.
Jika ada petentangan antara fiqh dan filsafat, seperti yang pernah terjadi dalam sejarah pemikiran Islam, maka hal itu lebih disebabkan karena terjadinya kesalah pahaman dalam memahami risalah kenabian. Jadi filsaft bukanlah anak haram Islam, tetapi filsafat adalah anak kandung yang sah dari risalah kenabian. Filsafat Islam adalah basis studi keilmuan Islam, yang mengintegrasikan dan mengikatkannya, agar tidak terlepas dari cita-cita Islam. Filsafat Islam sebagai hikmah yang hadir, untuk pencerahan intelektual Islam, untuk keselamatan dan kedamaian hidup dunia dan akhirat, dan untuk peneguhan hati manusia sebagai khalifah dan sebagai hamba tuhan.
Jika ada petentangan antara fiqh dan filsafat, seperti yang pernah terjadi dalam sejarah pemikiran Islam, maka hal itu lebih disebabkan karena terjadinya kesalah pahaman dalam memahami risalah kenabian. Jadi filsaft bukanlah anak haram Islam, tetapi filsafat adalah anak kandung yang sah dari risalah kenabian. Filsafat Islam adalah basis studi keilmuan Islam, yang mengintegrasikan dan mengikatkannya, agar tidak terlepas dari cita-cita Islam. Filsafat Islam sebagai hikmah yang hadir, untuk pencerahan intelektual Islam, untuk keselamatan dan kedamaian hidup dunia dan akhirat, dan untuk peneguhan hati manusia sebagai khalifah dan sebagai hamba tuhan.
Daftar literatur :
Drs.H.Abu Ahmadi, Filsafat Islam, CV.Toha putra , semarang, 1982
DR.Musa Asy’arie, Filsafat islam sunah Nabi dalam berpikir,
LESFI,Yogyakarta, 1999.
Dr. H.
Hamzah Ya’qub, Filsafat Agama: Titik Temu Akal
Dengan Wahyu, (Jakarta,
Pedoman ilmu Jaya, 1992), cet. ke-1.
Prof. Dr.
H. Abu Bakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam,
(Semarang, Ramadhani, 1982), cet. ke-2
How to Play Pai Gow Poker | BetRivers Casino - Wolverione
BalasHapusPai Gow Poker worrione.com is an https://jancasino.com/review/merit-casino/ online version of a traditional table game in which players place bets in the background. Pai Gow Poker uses kadangpintar only the https://deccasino.com/review/merit-casino/ symbols https://septcasino.com/review/merit-casino/ from a